Dunia ini tidak adil bagi orang-orang baik !!!

“…Orang yang ingin berbuat baik pasti akan kecewa berada di antara

begitu banyaknya orang yang tidak baik, jadi belajarlah menjadi orang

yang tidak baik dan belajar menggunakan atau tidak menggunakan

pengetahuan ini sesuai dengan kondisi yang ada…” (Machiavelli)

 

Ada tiga hal mendasar yang harus kita sadari untuk dilakukan, apabila kita ingin meningkatkan kapasitas kita dalam rangka melejitkan karir. Ketiga hal mendasar itu adalah sebagai berikut.

1.            DIRI SENDIRI

Jika ingin masuk ke dalam suatu lingkaran kekuasaan atau ingin berkuasa, cara termudah adalah harus terlahir dalam lingkungan itu. Namun jika bernasib sial karena terlahir di luar lingkaran kekuasaan tersebut, maka cara paling mudah adalah kawin dengan Puteri Penguasa, atau kita harus melakukan aksi-aksi “terhormat” seperti karir para Mafioso. Untuk itu kita harus mencermati;

  • Kelemahan dan Kekuatanmu

Buatlah daftar kelemahan-kelemahanmu dan perbaikilah ( hanya untuk diri kita sendiri!!!, jangan pernah sekalipun memberitahunya kepada orang lain), lalu incarlah calon majikanmu ( dunia ini sebenarnya hanya terdiri dari hubungan budak dan Tuannya, pertemanan budak dengan budak dan pertemanan Tuan dengan Tuan). Pekerjaan seorang budak dimanapun adalah tutup mulut rapat-rapat, buka mata lebar-lebar, kerjakan semua yang diperintahkan tanpa banyak cincong. Hal ini pasti akan menyenangkan Tuan.

  • Mencari Tuan, Patron, Promotor, Mentor atau Capo

Dalam karir, kita perlu seorang Tuan atau Patron yang sudah punya kedudukan. Adab memiliki Tuan atau Patron, jika Tuan marah, kita tunduk dan berkeringat. Jika Tuan tertawa, maka kita harus tersenyum sopan. Artinya sebagai budak, kita harus pandai mencium pantat sang Tuan. Tapi jika ciuman kita kelewatan, maka kita bisa dipecat karena menjengkelkan.

Bicaralah hanya jika diajak bicara, berikanlah informasi  yang kita punyai jika diminta (informasi yang penting saja). Jika Tuanmu adalah seorang buffone (perempuan), jangan memuji-mujinya, karena dia pasti akan melakukannya sendiri. Tunjukkan pada buffone bahwa kita adalah orang cerdik, yang pandai.  Jangan pernah bermain-main dengan kenalannya, perusahaannya, atau koneksi-koneksinya. Apabila Tuan kita seorang lelaki, jangan pernah bermain-main dengan segala yang dimilikinya, termasuk isteri dan anak perempuannya, saudara perempuannya, kemenakan perempuannya, pembantu perempuannya, dan segala sesuatu yang dapat menyinggung kehormatannya. Prinsip yang berlaku disini; orang kaya bisa ditipu, tetapi jangan sekali-kali menghina atau menyinggung kehormatannya.

*bermain politik kantor

Perpolitikan dilakukan sambil minum kopi, merokok, karaoke, yang waktunya bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kemudian ketika waktunya telah matang, banyak orang yang mulai rambutnya mulai awut-awutan atau kacau, Dalam situasi ini banyak hal bisa terjadi. Budak dijadikan tuan, atau tuan dijadikan budak. Tuan A menduduki jabatan Tuan B, dan secara ajaib Tuan B akhirnya menjadi penganguran.

Sebelum seseorang menjadi tuan, maka ia harus membanting tulang,mengerjakan tugas berat, kerja lapangan di tempat sampah, cuci piring, dan lain sebagainya. Artinya begini: untuk menjadi seorang Tuan atau manajer, carilah setiap kesempatan untuk dirimu sendiri, jika harus menggorok leher orang lain, goroklah !!!

CAMKAN RUMUS INI :

– Untuk bertahan hidup:  pasang mata, pasang telinga dan jangan banyak omong

– Untuk menang : bertahan hidup, mengatur rencana, dan serang dengan cepat.

 

Jangan sampai lupa, pasti ada orang yang selalu berhasrat hendak menjegal kita. Serang dia dari balik semak-semak dan jangan pernah terlibat dalam pertempuran politik kantor. Ingatlah akan keuntungan dari sikap ini, maka tetap ramahlah kepada setiap orang , tetapi jangan bergabung dengan siapapun.

Barangkali, sekarang ini kita belum memergoki kesewang-wenangan, kepicikan, kecongkakan dan kegoblogan dari seorang manajer puncak. Namun jangan lupa, semakin tinggi si monyet naik kelapa, maka akan semakin terbuka dan tampak jelas bokong teposnya. Nah, ada banyak hal yang bisa kita lakukan dengan bokong tepos si monyet manajer puncak ini.

Semakin besar dan tua suatu organisasi,maka akan tampak semakin tidak adil. Namun menurut yang berkuasa, jika kita berpandangan seperti ini maka kita akan dianggap sebagai pembangkang.  Karenanya kita perlu member toleransi terhadap kondisi ini, karena senjata ampuh seorang pemburu adalah kesabaran. Pasang telinga, putar otak  tetap melangkah dalam barisan dan terimalah gajimu yang secuil dengan senyum manis.

Jika tidak mau menerima kenyataan ini, catatlah proyek-proyek yang sudah kita selesaikan, berapa sumbangsih kita, seberapa banyak kita menghemat uang organisasi atau menghasilkan uang bagi organisasi melalui proyek-proyek tersebut . (Proyek yang kita kerjakan dengan baik, tetapi tidak memberikan promosi besar bagi kita). Lalu perbanyaklah sekutu, karena sekutu merupakan sumber informasi yang baik. Prinsip yang berlaku disini: Sesuatu yang tidak bisa dibeli atau diminta, tetap bisa dicuri. Sedangkan yang tidak bisa dicuri, masih bisa diperas atau dirampok.

Langkah selanjutnya, jangan sekali-kali menonjolkan diri supaya tidak dianggap ancaman bagi yang lain, dengan sikap ini kita bisa dapat informasi dari segala arah. Ingat, paku yang terlalu menonjol, akan menjadi prioritas utama untuk dipukul. Dalam perjalanan menuju puncak, mungkin kita akan disodori proyek-proyek buntu. Jika ini terjadi, maka delegasikan proyek itu kepada orang lain.

2.            TEMAN DAN SAHABAT

Jangan pernah ada anggapan sedikitpun bahwa teman harus diperlakukan seperti anggota keluarga kita. Jangan!!!Sekali-kali jangan. Pentingnya Teman tidak pernah sama dengan pentingnya keluarga. Bedakan loyalitas teman dengan ikatan darah. Sikap salah yang sering terjadi adalah: perlakuan kita terhadap anggota keluarga, kita terapkan pula dalam persahabatan. Inilah yang keliru.

Teman bisa dibeli, apalagi jika kita punya banyak uang. Banyak cara untuk membeli seorang teman, baik dibeli dengan sesuatu yang secara fisik atau sesuatu yang tidak fisik. Karena hanya ada satu alasan kenapa orang mau berteman dengan kita, yaitu jika kita menguntungkan bagi mereka. Jika kita adalah orang yang papa, sampah masyarakat, miskin,  tanpa kuasa,  siapakah yang mau berteman dengan kita ?

Sementara keluarga adalah abadi, kental atau encer, dalam pesta pora atau kelaparan, fino alla fascia, sampal ke liang lahat. Rumusan ini berlaku umum dan terjadi pada tiap keluarga yang normal. Namun sayangnya tidak setiap keluarga bisa berjalan umum dan normal. Karena pada setiap keluarga, selalu juga dikaruniai idiot: berupa  anak-anak dungu, penipu, pembual, pemabuk, pecandu, kriminal atau pengkhianat. Itu adalah kenyataan genetik yang tak terhindarkan dan bisa kita kenali sejak awal.  Jadi ambillah langkah-langkah pengaman seperlunya. Makluk-makluk itu lebih baik dikasihani dan diurus sampai tuntas daripada dikhotbahi atau  didamprat, karena biasanya langkah itu sia-sia.

Demikian juga halnya jika kita adalah makluk sial itu. Makluk yang dikasihani itu. Maka yang bisa kita lakukan adalah menggantungkan hidup dan diri kita kepada keluarga. Karena dapat dipastikan, dengan menjadi makhluk sial seperti itu maka kita tidak akan mempunyai teman yang benar-benar peduli. Hanya keluarga kitalah yang peduli. Inilah pentingnya keluarga, yang mengingatkan kita kepada sabda Rasullullah SAW  bahwa: ” Rumahmu adalah Surgamu” . Keluarga merupakan cerminan dari perwujudan sifat rahman dan rahim dari yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dalam berbagai bentuknya.

Kembali pada permasalahan mengenai teman atau sahabat. Persoalan dari seorang teman adalah derajat ketulusan mereka. Jika seorang teman kita biarkan dan kita beri kepercayaan penuh, maka pada akhirnya mereka akan berkhianat. Dan kemudian mereka akan berkata  secara terbuka bahwa ini bukan masalah pribadi, tetapi masalah bisnis.  JIka ini terjadi, maka secara gamblang dapat kita ketahui bahwa loyalitas tertinggi mereka tertuju pada uang dan kekuasaan, bukan pada ketulusan pertemanan apalagi persahabatan.

Teman sejati akan kita ketahui, setelah mereka diuji. Sebelum melalui ujian itu jangan kelewat yakin. Ketika segala sesuatunya berjalan mulus, mungkin ujian itu tidak perlu. Prinsip mengenai ujian ini benar-benar tidak boleh ditawar. Jangan sekali-kali percaya seratus persen pada siapa pun. Ingatlah, Mafioso sejati tidak punya teman, melainkan hanya kepentingan.

Bagaimanakah cara membeli persahabatan dan loyalitas orang lain? Bisakah ? Machiavelli  mengatakan begini : “Boleh dikatakan bahwa manusia pada umumnya tidak tahu terima kasih, serakah, suka menyimpang, cenderung menghindari bahaya, dan iri pada perolehan orang lain. Selama kita menguntungkan mereka, mereka sepenuhnya milikmu.  Maka jangan mengandalkan persahabatan yang didapatkan lewat pembelian, tetapi tidak memantapkannya  dengan cubitan.”

Beberapa orang  mungkin akan menasihati: jangan berbisnis dengan teman atau anak-anak mereka. Beberapa orang lain akan menasehati: Jangan memberi atau menerima pinjaman uang dari teman. Namun begitu, perlu direnungkan hal sebaliknya,  dengan hati-hati. Buat apa persahabatan kecil menghalangi bisnis? Jika terpaksa, kita bisa bertindak kasar pada seorang teman. Apabila  kita tahu kebiasaan  serta tempat-tempat tongkrongannya, maka itu dapat mempermulus setiap tindakan yang perlu diambil terhadapnya. Ingatlah bahwa itu bukan masalah pribadi, tetapi benar-benar bisnis murni.

Jangan sekali-kali memberitahu teman betapa suksesnya kita; mereka tidak akan percaya atau akan mencap kita sebagal pembual. Juga Jangan mengatakan pada teman betapa lesu usaha kita sekarang; mereka akan bersorak-sorai dan membocorkan rahasia itu pada musuh-musuh kita, —— yang mungkin akan menganggap kesialan kita sebagal isyarat untuk bergerak menyikat kita. Jangan terlalu cepat mempercayai kata-kata teman tentang musuh-musuh kita.

Ketika kita menduduki posisi manajemen yang lebih tinggi, kita harus memiliki segala jenis teman yang kita butuhkan. Teman yang kita peroleh setelah kita menjadi manajer puncak harus dicurigai dua kali.

3.            MUSUH

Setiap orang punya musuh. Dekatilah teman, tapi rangkullah musuh-musuh kita. Musuh yang paling berbahaya adalah orang gila, seorang pazzo. Dia tidak dapat diajak berembug; dia tidak takut mati; dan dia tidak peduli betapa dekatnya orang-orang dengannya. Dia harus dihancurkan, dengan cepat dan tuntas. Hal yang sama juga berlaku pada setiap pertarungan besar dengan setiap musuh: Kita harus menghancurkan dia; kalau tidak dia akan mulai merencanakan pembalasan. Apa yang terjadi pada musuh-musuh yang tidak dilumatkan? Lihatlah Jepang dan Jerman.

Musuh harus kita takuti; tidak takut pada musuh akan mengundang bencana. Kenalilah musuh di tempat-tempat yang tidak terduga: di bawah tempat tidur, di balik selimut, bahkan dalam diri kita sendiri. Tetapi, musuh bebuyutan mempunyai satu kebaikan bagi kita; yaitu kita bisa tahu betul siapa dia.

Manusia tanpa musuh adalah manusia tanpa kualitas. Bahkan Nabi-nabi pun mempunyai banyak musuh. Dan musuh bebuyutannya adalah setan. Setan adalah musuh yang paling nyata. Harapkan hal-hal terburuk terjadi pada  musuh-musuh kita. Pastikan hal itu terjadi. Ingat: melakukan pembalasan adalah hidangan yang paling enak disantap setelah dingin. (bersambung)


2 responses to this post.

  1. Da frage ich mich beim groben Durchlesen schon, ob man selbst doof ist. Danke für Ihre Erklärungen

    Balas

  2. Posted by qualcosa dio della mafia on 26 April 2011 at 12:16

    Incredibile! Possiamo immaginare la persona che ha capito qualcosa, ma non ha mai fatto.

    Balas

Tinggalkan Balasan ke download Batalkan balasan