Archive for Januari 10th, 2011

Perkembangan Emosi, Mental dan Intelektual Bayi Usia 0 – 2 Tahun

Reaksi emosional bayi selalu diikuti dengan aspek fisiologis.
• Menangis, dilakukan dengan penuh semangat disertai ekspresi dari seluruh tubuh.
• Tertawa atau tersenyum merupakan indikator dari rasa senang.
• Pada masa bayi mulai muncul perasaan takut terhadap sesuatu yang asing atau tidak menyenangkan. Misalnya takut terhadap orang yang baru bertemu, takut jatuh, takut mendengar suara atau dentuman keras.
• Kecemasan juga mulai muncul pada masa bayi itu, terutama kalau bayi harus menghadapi situasi baru atau memenuhi tuntutan orang tua, misalnya cemas karena penyapihan dan toilet training.
• Pada usia 1 – 2 tahun bayi mulai menunjukkan kemarahan dan agresi.

Perkembangan Mental dan Intelektual
Kemampuan intelektual atau kognitif berkaitan dengan thinking, perceiving, dan understanding. Untuk mengenal lingkungan bayi menggunakan system penginderaan dan gerakan motorik. Namun karena saraf-saraf otaknya belum matang, maka pengenalan terhadap lingkungan tersebut (berpikir, berpersepsi dan memahami lingkungannya) seringkali tidak logis dan tidak realistis.

Perkembangan Sosial Bayi Usia 0 – 2 Tahun

• Attachment (kelekatan, hubungan kasih sayang mesra yang dibentuk seseorang dengan orang lain) merupakan bentuk sosialisasi dini (early socialization). Biasanya, pengalaman pertama sosialisasi bayi adalah dengan ibunya. Usia 2 bulan (social period) bayi responsif terhadap manusia dan bukan manusia. Usia 7 bulan terjadi generalisasi pada semua orang (indiscriminate attachment). Pada usia 7 – 12 bulan terbentuk specific attachment dimana bayi mulai takut terhadap orang asing dan attachment terarah kepada ibu (atau orang yang paling dekat hubungannya).
• Sekitar usia 6 bulan, mulai muncul senyum sosial, yaitu senyum yang ditujukan pada seseorang (termasuk kepada bayi lain), bukan senyum refleks karena reaksi tubuh terhadap rangsang.
• Pada usia 9 – 13 bulan, bayi mencoba menyentuh pakaian, wajah, rambut bayi lain, dan meniru prilaku serta suara mereka.
• Pada usia 16 – 18 bulan bayi mulai menunjukkan sikap negatifisme, berupa keras kepala dan menolak untuk menuruti perintah atau permintaan orang dewasa.
• Pada usia 18 – 24 bulan, bayi mulai menunjukkan minat untuk bermain dengan bayi lain dan menggunakan alat-alat permainan untuk membentuk hubungan sosialnya.
• Usia 22 – 24 bulan, bayi mau bekerja sama dalam sejumlah kegiatan rutin, seperti mandi, makan dan berpakaian.

Perkembangan Bahasa Bayi 0 – 2 Tahun

Komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk bahasa misalnya lisan, tulisan, isyarat tangan, ungkapan musik dan sebagainya. Dalam komunikasi orang harus mampu mengerti apa yang disampaikan orang lain (fungsi reseptif) dan mampu mengutarakan pikiran dan perasaannya kepada orang lain (fungsi ekspresif).
• Ada kesenjangan fungsi reseptif dan ekspresif. Kemampuan mengerti apa yang disampaikan orang lain sudah mulai berkembang pada tahun pertama masa bayi. Sedangkan kemampuan mengutarakan pikiran atau perasaan baru berkembang kemudian.
• Ekspresi muka pembicara, nada suara dan isyarat-isyarat tangan membantu bayi untuk mengerti apa yang dikatakan padanya. Pada usia 3 bulan, bayi sudah mengerti ungkapan rasa marah, takut dan senang.
• Pada usia 6 bulan, sebagian besar bayi bisa mengucapkan “na-na, ma-ma, da-da, ta-ta” (babling).
• Pada usia 12 – 18 bulan, bayi sudah mengerti kata-kata sederhana yang merujuk pada ibu-bapak, makanan, mainan, bagian-bagian binatang dan lain sebagainya.
• Pada usia 18 bulan bayi memasuki tahapan dua kata yaitu sudah mulai mampu mengucapkan dua kata tetapi masih terpotong, misalnya mama …gi (mama pergi). Tahapan dua kata ini terdiri atas open class word (dalam contoh diatas terdapat pada kata mama), dan pivot word (dalam contoh terdapat pada kata …gi). Open class word biasanya merupakan kata-kata yang lebih dulu dikenal, adapun pivot word adalah kata yang diperoleh kemudian.

Perkembangan Motorik Bayi Usia 0 – 2 Tahun

• Gerak refleks tersenyum muncul pada minggu pertama, sedangkan senyum sosial (reaksi terhadap senyum orang lain) mulai terjadi antara bulan ketiga dan keempat.
• Dalam posisi tengkurap, bayi dapat menahan kepala secara tegak ketika berusia 1 bulan, sedangkan dalam posisi telentang pada usia 5 bulan, dan dalam posisi duduk pada usia 4 atau 6 bulan.
• Pada usia 2 bulan, bayi dapat berguling dari samping ke belakang. Sedangkan pada usia 4 bulan, bayi dapat berguling dari posisi tengkurap ke samping, dan pada usia 6 bulan bayi sudah dapat berguling sepenuhnya.
• Pada usia 4 bulan, bayi dapat ditarik ke posisi duduk (dipangku). Usia 5 bulan dapat duduk dengan dibantu, sedangkan pada usia 7 bulan bayi sudah bisa duduk sendiri tanpa dibantu, namun hanya sebentar. Bayi baru dapat duduk sendiri tanpa dibantu untuk waktu yang relatif lama (sekitar 10 menit), pada usia 9 bulan.
• Pada usia 3 – 4 bulan, bayi mulai dapat menggerakkan Ibu jarinya untuk menjauhi jari-jari yang lain dalam usaha menggenggam. Sementara pada usia 8 – 10 bulan, bayi sudah dapat mengambil benda.
• Setelah berusia dua minggu biasanya bayi sudah dapat memindahkan tubuhnya dengan cara menendang-nendangkan kaki pada alas tidur. Sementara pada usia 6 bulan, bayi sudah dapat bergerak dalam posisi duduk. Kemampuan bayi untuk bisa merangkak, terjadi pada usia 8 – 10 bulan. Sedangkan kemampuannya untuk menarik diri sendiri pada posisi berdiri (rambatan), terjadi ketika bayi berusia 10 bulan. Bayi dapat berdiri dengan bantuan pada usia 11 bulan, dan akhirnya berjalan sendiri tanpa bantuan pada usia 13 – 14 bulan.

Perkembangan Fisik Bayi Usia 0 – 2 Tahun

Masa bayi merupakan masa dimana perubahan dan pertumbuhan berjalan sangat cepat, terutama pada 1 tahun pertama.
• Selama enam bulan pertama, pertumbuhan terus terjadi dengan pesat, kemudian mulai menurun dan dalam tahun kedua tingkat pertumbuhan lebih cepat menurun.
• Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar dari pada peningkatan tinggi, sedangkan pada tahun kedua terjadi sebaliknya.
• Proporsi tubuh: Pertumbuhan kepala berkurang sedangkan pertumbuhan badan dan tungkai meningkat, sehingga bayi berangsur-angsur menjadi kurang berat, dan pada akhirnya bayi tampak lebih ramping dan tidak gempal.
• Selama tahun kedua, ketika proporsi tubuh berubah, bayi mulai memperlihatkan kecenderungan bangun tubuh yang khas, seperti ektomorfik, mesomorfik, atau endomorfik.